Sabtu, 20 Desember 2008

Pengaruh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai (studi kasus pada deputi bidang pengakjian dan penanganan sengketa

Dewasa ini jumlah masalah pertanahan semakin meningkat dan kompleks sejalan dengan perkembangan masyarakat. Hal - hal yang melatarbelakangi timbulnya masalah pertanahan khususnya sengketa dan konflik pertanahan, secara umum disebabkan karena keterbatasan tanah yang tersedia bila dibandingkan dengan jumlah penduduk serta kegiatan yang selalu berkembang.

Sengketa dan konflik tersebut cenderung meningkat di daerah yang perekonomiannya berkembang dan sosial ekonomi serta sosial budaya masyarakatnya beragam. Pada saat ini jumlah pengaduan masyarakat mengenai sengketa dan konflik pertanahan yang ditujukan kepada Badan Pertanahan Nasional RI (BPN RI) semakin banyak. Oleh karena itu di dalam lembaga Badan Pertanahan Nasional RI yang baru berdasarkan PP No. 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 3 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, masalah sengketa dan konflik pertanahan mendapat perhatian yang lebih serius dengan dibentuknya satu Deputi pada Badan Pertanahan Nasional RI yang menangani masalah sengketa dan konflik serta perkara pertanahan secara khusus, yaitu Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan atau Deputi V.

Kondisi saat ini masyarakat menilai produktivitas kerja aparat Badan Pertanahan Nasional dalam menangani sengketa dan konflik pertanahan belum optimal, dengan masih banyaknya jumlah sengketa yang belum ditangani atau sudah ditangani tetapi belum selesai. Hal tersebut dimungkinkan karena ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam penanganan sengketa dan konflik pertanahan tersebut antara lain jumlah Sumber Daya manusia (SDM) khususnya di Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI kurang, dana untuk menyelesaikan sengketa dan konflik pertanahan terbatas, sarana dan prasarana terbatas, ditambah lagi dengan dimungkinkannya sengketa atau konflik pertanahan digugat di badan peradilan mengakibatkan proses penyelesaiannya menjadi semakin lama.

Menyikapi fenomena tersebut di atas, maka tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memaksimalkan kinerja termasuk di dalamnya produktivitas kerja pegawai pada organisasi Badan Pertanahan Nasional RI, agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Menurut Siagian (2002), salah satu faktor utama yang menent ukan produktivitas kerja seseorang adalah motivasi kerja. Motivasi kerja yang tinggi tersebut pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Di samping motivasi kerja, menurut Siagian (2002) kepemimpinan juga memainkan peranan yang dominan dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat organisasi.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
(1) Bagaimanakah tingkat motivasi kerja, tingkat pelaksanaan gaya kepemimpinan, dan tingkat produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dan gaya kepemimpinan atasan secara bersama - sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (3) Indikatorindikator motivasi kerja dan gaya kepemimpinan apa saja yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (4) Apakah terdapat perbedaan tingkat motivasi kerja, pandangan terhadap tingkat pelaksanaan gaya kepemimpinan, dan tingkat produktivitas kerja pegawai ditinjau dari karakteristik pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI. Adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menganalisa tingkat motivasi kerja, tingkat pelaksanaan gaya kepemimpinan, dan tingkat produktivitas pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (2) Menganalisa pengaruh motivasi kerja pegawai dan gaya kepemimpinan atasan secara bersama - sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (3) Menganalisa indikator - indicator motivasi kerja dan gaya kepemimpinan yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI; (4) Menganalisa perbedaan tingkat motivasi kerja, pandangan terhadap tingkat pelaksanaan gaya kepemimpinan, dan tingkat produktivitas kerja pegawai ditinjau dari karakteristik pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif korelasional dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian dilakukan dengan metode sensus yaitu mengambil keseluruhan populasi yang ada, yaitu pejabat dan staf pada Deputi Bidang Pengkajian dan Pananganan Sengketa dan Konflik Pertanahan sebanyak 50 orang responden. Instrumen (alat pengumpul data) dalam penelitian ini adalah berbentuk kuesioner dengan skala Likert yang digunakan sebagai pedoman untuk mengukur variabel - variabel penelitian yang terdiri dari motivasi kerja, gaya kepemimpinan, dan produktivitas kerja. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik rataan skor yang diolah dengan perangkat lunak Microsoft Excel 2003, teknik regresi logistik ordinal yang diolah dengan perangkat lunak Minitab 13, dan Uji Chi - Square yang diolah dengan perangkat lunak Statistical Product And Service Solution (SPSS) 15.

Dari hasil analisa data dengan menggunakan teknik rataan skor diketahui secara keseluruhan skor rata - rata motivasi kerja pegawai adalah 3,76, skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI adalah tinggi. Adapun skor rata-rata gaya kepemimpinan adalah 3,81,skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat pelaksanaan gaya kepemimpinan pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI adalah baik. Terakhir skor rata - rata tingkat produktivitas kerja pegawai menunjukkan skor rata - rata 3,93, skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan
Nasional RI adalah tinggi.

Hasil analisa regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan gaya kepemimpinan secara bersama - sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI, yaitu apabila motivasi kerja pegawai semakin tinggi dan gaya kepemimpinan atasan semakin baik, maka peluang pegawai untuk memiliki produktivitas kerja ya ng tinggi semakin tinggi pula. Dari hasil analisa regresi logistik ordinal tersebut juga diketahui bahwa indikator motivasi kerja yang berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah prestasi, pekerjaan itu sendiri, kemajuan, pengawasan, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Indikator gaya kepemimpinan yang berpengaruh hanya satu, yaitu kualitas kepribadian atasan. Berdasar hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disampaikan saran - saran kepada Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI antara lain sebagai berikut : (1) Untuk lebih meningkatkan motivasi kerja pegawai, seyogyanya Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Badan Pertanahan Nasional RI lebih memperhatikan perkembangan karir pegawai yang berprestasi antara lain dengan lebih mengutamakannya dalam promosi jabatan, sehingga pegawai lebih bersemangat dalam bekerja serta dapat menimbulkan suasana kompetitif yang mendukung produktivitas kerja; (2) Perlu diciptakan gaya kepemimpinan dengan konsep menempatkan pegawai/bawahan sebagai pelanggan dalam bentuk pelayanan baru agar mereka mampu bekerja secara produktif.

Konsep ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan survey terhadap kebutuhan pegawai/bawahan dan merumuskan kebijakan yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut dalam jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar